Dalam ekosistem terjadi interaksi antara
komponen biotik dan abiotik mulai dari tingkat individu sampai lingkup biosfer.
Interaksi ini ditampilkan dalam pemanfaatan oksigen untuk bernafas, pemanfaatan
cahaya matahari pada tumbuhan. Interaksi terjadi antara individu dengan
lingkungan bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam hal
interaksi, semua organisme memerlukan energi dalam bentuk energi kimia.
Perpindahan energi yang berbentuk makanan
diubah strukturnya ke dalam energi kimia melewati urutan makan dan dimakan yang
disebut sebagai rantai makanan. Seperti telah diungkapkan di bagian depan
komponen biotik meliputi kelompok autotrofik dan heterotrofik. Telah dijelaskan
pula bahwa kelompok autotrofik adalah kelompok yang tidak menggantungkan diri
pada kehadiran makhluk lain dalam sintesa makanannya.
Sebaliknya komponen heterotrofik, adalah
kelompok makluk hidup yang menggantungkan diri pada makhluk hidup yang lain
dalam sintesa makanannya. Komponen heterotrofik ini dibedakan menjadi dua yakni
kelompok makrokonsumen dan mikrokonsumen. Kelompok makrokonsumen merupakan
kelompok yang menggantungkan diri pada kehadiran makhluk lain dalam sintesa
makanannya.
Kelompok makrokonsumen dibedakan lagi menjadi
tiga tingkatan, yakni konsumen tingkat I, tingkat II dan tingkat III. Wiegert
dan Owens (1970) membagi komponen hetrerotrofik ke dalam komponen biofagus dan
saprofagus. Biofagus adalah mahkluk yang mengkonsumsi makhluk hidup lain dan
saprofagus makhluk hidup yang memanfaatkan jasad mati atau zat organik mati.
Rantai makanan dimulai dari produsen, yang
pada umumnya berupa tumbuhan hijau, misalnya tanaman jagung. Batang dan daun
tanaman jagung akan dimakan oleh konsumen I yakni kelompok herbivora yang juga
disebut sebagai konsumen primer. Konsumen kedua disebut juga konsumen sekunder
akan memakan konsumen primer.
Konsumen sekunder ini dikelompkkkan ke dalam
karnivora, yakni pemakan hewan. Konsumen tersier atau konsumen tingkat tiga
pemakan konsumen primer dan sekunder serta produsen. Konsumen tersier ini
disebut kelompok omnivora atau pemakan segala. Lewat jalur yang lain rantai
makanan juga dapat dimulai dari produsen, misalnya tanaman jagung tersebut.
Kemudian tahap berikutnya tanaman jagung dan
buahnya dimakan ulat, dan ulat ini dimakan burung seterusnya burung dimakan
oleh ular dan seterusnya. Dalam hal demikian ini tanaman jagung sebagai
produsen dan ulat, burung dan ular sebagai konsumen. Ulat ebagai konsumen
tingkat I atau konsumen primer, burung sebagai konsumen tingkat II atau
konsumen sekunder dan ular sebagai konsumen tingkat III atau konsumen tersier.
Dalam ekosistem rantai makanan tidaklah
tunggal, tetapi dapat berupa banyak rantai makanan yang seringkali disebut jaring
makanan. Tumbuhan dipelihara dengan baik, diberikan pupuk dan disiangi agar
dapat tumbuh dengan baik. Pada setiap transfer sebagian besar energi yakni
hampir 80% dari energi potensial dibebaskan dalam bentuk energi panas. Energi
panas tersebut akan hilang ke lingkungan sekitar. Oleh karena itu mata rantai
transfer tersebut menjadi sangat terbatas.
Semakin pendek rantai makanan, atau semakin
dekat dengan produsen tentu akan semakin banyak pula energi yang tersedia.
Secara fisis terdapat dua rantai makanan yang dapat dibedakan dalam kehidupan
ini yakni rantai yang langsung dan rantai tidak langsung. Rantai makanan yang
langsung Misalnya dapat dimulai dari tanaman hijau (rumput) sebagai produsen ke
herbivora diteruskan ke karnivora, omnivora.
Rantai makanan yang tak langsung adalah
rantai pengurai yakni dari zat organik mati menuju ke mikro organisme dan
selanjutnya mikro organisme inilah sebagai predatornya. Ke dua rantai makanan
tersebut, yakni rantai makanan langsung dan rantai makanan tak langsung tidaklah
berdiri sendiri melainkan selalu berkaitan dengan rantai makanan yang lain.
Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa lewat rantai makanan akan membentuk
pola saling ketergantungan satu sama lain.
Jaringan rantai makanan tersebut pada umumnya
bersifat kompleks yang disebut sebagai jaringan makanan. Salah satu perwujudan
dari hukum termodinamika I dan upaya untuk melawan hukum termodinamika II yakni
terjadinya rantai makanan. Dalam rantai makanan ini terjadi transfer energi.
Transfer dari sumber daya yang berupa makanan dari tanaman seterusnya menuju
suatu seri organisme yang memakan hijauan daun yang berasal dari tanaman.
Seterusnya dari binatang pemakan tanaman
tersebut akan dijadikan makanan bagi binatang yang memakan daging, termasuk
pula dinikmati oleh manusia. Sisa-sisa makanan akan diproses dalam bumi kita
oleh organisme pengurai (pembusuk) sehingga terjadilah siklus kehidupan yang
langgeng.
Konsumen tingkat I adalah hewan atau binatang
pemakan tanaman/tumbuhan hijau yang disebut herbivora. Herbivora adalah hewan
yang dalam hidupnya menggantungkan diri pada tumbuhan sebagai produsen.
Konsumen tingkat II disebut juga binatang pada kelompok karnivora yang dalam
hidupnya
menggantungkan diri makanannya dari kelompok
herbivora. Salah satu contoh binatang yang termasuk herbivora antara lain kuda,
kambing, sapi, kijang, dan sebagainya. Konsumen tingkat III disebut juga
sebagai karnivora puncak (top carnivore)
yang dalam hidupnya menggantungkan karnivora atau konsumen tingkat II di atas.
0 Response to "Pengertian Rantai Makanan "
Posting Komentar