Besarnya
curah hujan yang turun diukur dengan alat penakar curah hujan atau biasa
dikenal dengan istilah ombrometer.
Alat
penakar curah hujan ini dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu (1) alat
penakar hujan manual dan (2) alat penakar hujan otomatis.
1. Alat Penakar Hujan
Manual
Alat
penakar hujan manual adalah alat penakar hujan standar dimana pencatatan data
curah hujan berlangsung secara manual (tidak otomatis). Alat ini dibuat berupa
tabung dalam bentuk bulat memanjang arah vertikal dengan diamater tertentu.
Diameter
dan ketinggian bidang penangkap air hujan dari permukaan tanah bervariasi, tapi
ukuran standar yang digunakan adalah diameter 20 cm dan ketinggian 79 cm dari
permukaan tanah. Hujan yang tertampung dalam tabung selanjutnya diukur
volumenya, tetapi jika curah hujan melebihi kapasitas tabung, maka data curah
hujan tidak akan tercatat.
2. Alat Penakar Hujan
Otomatis
Alat
penakar hujan otomatis adalah alat penakar hujan dengan mekanisme pencatatan
curah hujan otomatis (mencatat sendiri) untuk data hujan yang diperoleh selama
periode waktu tertentu. Selain besarnya curah hujan dapat dicatat, besarnya
intensitas curah hujan dan lama waktu terjadinya hujan juga tercatat.
Ada
dua jenis alat penakar hujan otomatis yang banyak digunakan yaitu (1) weighing
bucket rain gauge dan (2) tipping bucket.
Jenis
alat penakar hujan otomatis pertama yaitu weighing bucket rain gauge terdiri
dari corong penangkap air hujan yang ditempatkan di atas tabung penampung air
yang terletak di atas timbangan dan dilengkapi dengan alat pencatat otomatis.
Alat pencatat atau pen pada timbangan dihubungkan ke permukaan kertas grafik
yang tergulung pada sebuah tabung silinder. Dengan demikian, setiap ada air
hujan yang tertampung dalam corong akan mengalir kedalam tabung pengukur yang
terletak di atas timbangan.
Setiap
ada penambahan air hujan kedalam tabung maka timbangan akan bergerak turun.
Gerakan timbangan ini akan menggerakkan alat pencatat yang terhubung dengan
kertas grafik sedemikian rupa sehingga perubahan volume air hujan yang masuk
dapat tercatat di atas kertas grafik. Setiap periode waktu tertentu gulungan
kertas grafik dilepaskan untuk dianalisis dan secara periodik kertas grafik dan
tinta perlu diganti dengan yang baru.
Jenis
alat penakar hujan otomatis kedua yaitu tipping bucke, alat ini lebih canggih,
beroperasi secara otomatis dan tidak memerlukan tinta atau kertas untuk
mencatat data curah hujan. Cara kerja alat sesuai dengan namanya, yaitu dengan
cara tipping atau seperti cara kerja timbangan duduk dimana salah satu bucket
atau tabung penampung air bergerak ke bawah setiap kali menampung air hujan.
Dengan
cara ini, air hujan dihitung dan dicatat oleh alat pencatat otomatik (logger)
yang diletakkan terpisah dari alat ukur tipping bucket.
Pada
alat tipping bucket tipe Argio setiap "tipping" atau jatuhnya tabung
setara dengan 0.2 mm. Dengan mengetahui jumlah tipping dan lama waktu hujan,
maka dapat diketahui intensitas hujan untuk setiap kejadian hujan. Pencatatan
data dilakukan dengan bantuan komputer karena data hujan dan waku hujan
tersimpan dalam data logger.
Untuk
keperluan khusus, misalnya pemantauan curah hujan untuk pengendalian banjir
atau pembangkit listrik tenaga air, maka alat penakar hujan otomatis
dihubungkan ke pusat pemantauan hujan melalui satelit. Sehingga hanya dalam
waktu beberapa detik hujan yang terjadi di daerah yang jaraknya puluhan
kilo-meter dapat dimonitor oleh pusat pemantauan hujan.
Agar
alat pencatat curah hujan dapat memberikan hasil pencatatan yang lebih teliti,
maka yang terpenting adalah penempatan lokasi alat. Alat penakar curah hujan
harus ditempatkan jauh dari bangunan dan bebas dari pepohonan.
0 Response to "Alat Untuk Mengukur Curah Hujan Manual dan Otomatis "
Posting Komentar