Air di Bekas Galian Tambang / Air Kolong dan Macam-macam Tipe Penggolongannya

Bekas aktivitas galian tambang terbuka (open mining) biasa meninggalkan lubang-lubang besar pada permukaan tanah yang setelah penggalian ditinggalkan begitu saja.

Bekas galian ini pada musim hujan akan penuh terisi air yang secara kuantitatif sangat potensial untuk dimanfaatkan sebagai air irigasi.

Pembentukan kolong dapat dilakukan dengan cara semprot (hydraulic mining) ataupun cara keruk (dredging). Kegiatan ini akan meninggalkan kolong-kolong yang berbeda bentuk, kedalaman, dan kecepatan reklamasinya, terutama dalam hal regenerasi biota.

Kolong yang terbentuk dari lubang bekas galian tambang memiliki ukuran dan kedalaman yang berbeda tergantung jenis galiannya. Kedalaman kolong bervariasi mulai dari 1 hingga 21 m, namun umumnya kedalaman kolong di atas 5 m.

Di Propinsi Bangka Belitung bekas galian tambang timah dapat mencapai ukuran 80 x 40 x 5 meter. Sehingga air yang tertampung di dalam galian ini sebanyak 16.000 m3, jumlah yang cukup untuk dimanfaatkan sebagai sumber air irigasi. Salah satu contoh air kolong adalah seperti pada Gambar 4.18.
Danau bekas galian tambang tentunya banyak menimbulkan efek kimia dari penambangannya, seperti rendahnya derajat keasaman (pH), konsentrasi logam berat yang masih cukup tinggi dan beberapa elemen kualitas air lainnya masih di atas ambang batas seperti Fe, Al, Pb, dan Mn yang sangat tinggi.

Kondisi di atas menjadi memprihatinkan, manakala kolong menjadi sumber air baku untuk pengolahan air bersih. Kolong ini menjadi andalan untuk menyuplai air di Kepulauan Bangka Belitung. 

Dalam buku Lani Puspita dkk. tahun 2005, kolong di Indonesia secara teknis digolongkan menjadi tiga tipe berdasarkan tingkat kematangan biogeofisiknya, yaitu :

1. Kolong/danau bekas galian mentah (kolong usia muda)

Kolong atau danau bekas galian mentah yang berumur kurang dari 5 tahun. Seluruh kandungan unsur hara pada kolong ini sudah hilang/rusak. Kehidupan biologis di kolong ini hampir tidak ada karena seluruh unsur hara/mineralnya sudah hilang/rusak, sehingga dibutuhkan waktu yang panjang untuk suksesi lingkungan. Kegiatan perbaikan lingkungan atau reklamasi dapat dilakukan, namun diperlukan biaya yang besar dan jangka waktu yang panjang.

2. Kolong/danau bekas galian setengah matang (kolong usia sedang)

Kolong setengah matang yaitu kolong yang berumur antara 5 sampai 20 tahun. Di kolong ini mulai terdapat kehidupan biologis namun jenis spesies dan populasinya masih terbatas, karena air dalam kolong masih cukup banyak mengandung bahan pencemar.

3. Kolong/danau bekas galian matang (kolong usia tua)

Kolong galian matang yaitu kolong yang berumur lebih dari 20 tahun. Kondisi biogeofisik kolong ini sudah semakin normal seperti layaknya sebuah danau atau kolong tua. Keanekaragaman hayati kolong ini (plankton, ikan, dan organisme akuatik lainnya) sudah menyerupai perairan tergenang alami.

Air di kolong ini sudah dapat dimanfaatkan masyarakat bagi kehidupan sehari-hari. Walau begitu bukan berarti kolong ini telah bebas dari masalah, karena lapisan lumpur di dasar perairan diduga masih banyak mengandung bahan pencemar. 

0 Response to "Air di Bekas Galian Tambang / Air Kolong dan Macam-macam Tipe Penggolongannya"

Posting Komentar