Berpikir ilmiah memerlukan cara kerja dan
alur berpikir yang khusus untuk mengembangkan proses dan kemampuan penalaran.
Ada dua cara pengembangan berpikir dalam IPA yang seringkali juga disebut
logika, yakni berpikir induktif dan deduktif.
Berpikir Induktif, merupakan berpikir dari
hal yang khusus ke hal yang umum. Pengamatan menempati kedudukan yang penting
dalam pengumpulan fakta. Penalaran lewat fakta empiris memiliki posisi yang
menentukan dalam perolehan pengetahuan tentang IPA, oleh sebab itu fakta-fakta
tersebut perlu didasari bukti.
Di sinilah perlunya pencatatan terhadap gejala
alam yang teramati. Dengan berpikir induktif manusia akan
memiliki catatan-catatan yang teratur dan sistematis tentang gerhana bulan,
gerhana matahari, gempa bumi, banjir dan sebagainya.
Dari keteraturan gejala,
dan tidak-ragu-ragu lagi tentang catatan fakta tersebut maka dihasilkan suatu
teori tentang kejadian alam tersebut. Jadi berpikir induktif adalah proses
berpikir yang bertolak dari fakta-fakta berulang dan dihasilkan generalisasi,
yang berupa teori yang mantap.
Sebaliknya berpikir deduktif lawan dari berpikir induktif
yakni merupakan bentuk kemampuan berpikir yang diawali dari gejala umum menuju
pada gejala yang lebih spesifik/khusus atau berpikir bermula dari teori menuju
ke ramalan.
Dengan kata lain berpikir deduktif adalah proses menerapkan teori hasil generalisasi pada persoalan baru untuk mendapatkan kebenaran ilmiah. Oleh sebab itu, hasil generalisasi dari fakta harus tidak diragukan lagi kebenarannya.
0 Response to "Pengertian Berfikir Induktif dan Berfikir Deduktif (Berfikir Ilmiah)"
Posting Komentar