Cara Mengatasi Krisis Energi

Kebutuhan akan energi bagi hidup dan kehidupan manusia perlu pemenuhan yang sebaik-baiknya. Dukungan energi bagi suatu ekosistem harus dapat dipenuhi bila dikehendaki ekosistem stabil. Tanpa dukungan energi yang memadai bagi ekosistem, maka akan dapat menimbulkan ketimpangan, persaingan antar makhluk hidup menjadi semakin ketat bahkan bisa berakibat fatal, yakni antara makhluk yang satu dengan lainnya akan saling memusnahkan atau merusak.

Tanpa dukungan energi ekosistem ini akan hancur. Oleh karena itu dukungan energi dalam ekosistem dapat berbentuk rantai makanan dan jaring makanan seperti telah dikemukakan di bagian depan. Namun demikian bagi populasi makhluk manusia pengertian energi ini bukan semata-mata rantai makanan atau jaring makanan, tetapi kebutuhan energi, khususnya penyediaian energi berupa fosil energi (minyak bumi, gas bumi) untuk keperluan hidup dan kehidupannya sehari-hari.

Kebutuhan akan energi di era sekarang ini semakin meningkat dan harus dipenuhi dengan teknologi yang diupayakan biayanya murah dan mudah dilakukan. Kebutuhan energi bagi hidup dan kehidupan di muka bumi semakin hari semakin meningkat tajam sejalan dengan upaya manusia untuk memperoleh kemudahan dalam hidup dan kehidupannya. Di samping itu pertumbuhan populasi manusia yang tak diimbangi dengan penyediaan lahan dan sumber daya alam mengakibatkan persoalan energi menjadi semakin rumit.

Kebutuhan energi yang semakin meningkat ini, khususnya energi yang berkaitan dengan fosil energi; ditandai dengan munculnya kebutuhan masyarakat akan bahan bakar minyak yang semakin meningkat pula.  
Akibatnya harga bahan bakar menjadi semakin mahal dan sulit diperoleh (minyak tanah, premiun, solar).

Konsumsi energi yang meningkat tajam yang ditandai dengan tumbuh pesatnya kemajuan industri transportasi. Misalnya kepemilikan kendaraan bermotor oleh masyarakat dan negara (sepeda motor, mobil, kereta api, pesawat terbang dan sebagainya). dan industri lain yang memerlukan bahan bakar dari fosil energi. Dengan peningkatan konsumsi energi fosil ini diduga dalam beberapa tahun mendatang fosil energi yang dimiliki bangsa Indonesia akan habis terkuras. Inilah yang perlu menjadi bahan kajian kita bersama.

Perlu diungkapkan di sini pula bahwa sumber energi dapat berupa sumber bahan yang dapat diperbaharui (renewable) dan sumber bahan yang akhirnya dapat habis dan tak dapat diperbaharui(non renewable). Contoh energi yang non renewable ini antara lain minyak tanah, solar, gas bumi, uranium. Sumber bahan yang tak dapat diperbaharui saat ini dibutuhkan manusia, namun tidak dapat dibuat oleh manusia itu sendiri.

Minyak bumi, gas bumi, batu bara, uranium semuanya terbentuk secara alami memerlukan waktu yang sangat lama. Proses pembentukan fosil energi memakan waktu dalam orde jutaan tahun, lagi pula jumlahnyapun juga terbatas. Di sinilah dalam jangka panjang memungkinkan jumlah pemakaian yang tak seimbang dengan produksi yang dihasilkannya.

Dapat diduga bahan semacam ini semakin hari akan semakin mahal dan langka, apabila konsumsi pemakaiannya tidak dikurangi atau dihentikan. Dalam rangka mengatasi krisis energi ini, manusia perlu menemukan pengganti dari fosil energi ini dari sumber energi yang mudah diperbaharui.

Bila dicermati lebih mendalam, pemakaian bahan bakar minyak di Indonesia pada saat ini cenderung bergeser dari kebutuhan bahan bakar minyak untuk keperluan di rumah tangga ke arah pemakaian bahan bakar untuk jenis alat transportasi, baik darat, air maupun udara. Kenyataan ini dapat membawa manusia untuk berpikir kreatif dengan berusaha menemukan penggantinya dalam jumlah yang mencukupi dan harganya yang terjangkau.

Kebutuhan energi untuk transportasi, di satu sisi masyarakat menggunakan konsumsi bahan bakar minyak yang paling besar, namun pada sisi lain pemakian tersebut dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. 

0 Response to "Cara Mengatasi Krisis Energi "

Posting Komentar