Kebisingan suara merupakan salah satu jenis
polusi pada lingkungan kerja pada umumnya. Kebisingan ini juga merupakan salah
satu masalah yang berkaitan dengan polusi lingkungan udara. Polusi akibat
kebisingan semakin menjadi masalah manakala jumlah populasi manusia bertambah
banyak dan semuanya hidup dalam lahan yang terbatas.
Di negara Indonesia umumnya gangguan
kebisingan terjadi di lingkungan perkotaan dengan industri yang berkembang
pesat. Pada daerah perkotaan dengan rapat populasi yang besar kebisingan bahkan
dapat menjadi ancaman kesehatan manusia. Gangguan kerja akibat kebisingan
semakin besar manakala bekerja pada daerah yang dekat dengan sumber bunyi yang
selalu berisik.
Tingkat kebisingan yang tinggi akan dapat
mengakibatkan gangguan pendengaran, gangguan emosi bahkan gangguan jantung. Gangguan
kebisingan ini dapat berlangsung pada saat bekerja, berbicara dan bahkan saat
sedang beristirahat.
Kebisingan dalam pengertian fisika dapat
diartikan sebagai informasi berbentuk suara yang tidak menyenangkan didengar
dan tidak dikehendaki oleh manusia. Hal ini disebabkan intensitas sumber bunyi
yang merambat sangat tinggi. Suara bising yang berlangsung terus menerus akan
sangat mengganggu pembicaraan, kenyamanan dalam bekerja dan kenyamanan manusia
dalam beristirahat. Lebih lanjut suara bising dapat mengganggu dan merusak
pendengaran.
Menurut kajian fisika suara atau bunyi
tergolong sebagai gelombang mekanik yang memindahkan informasi dari satu tempat
ke tempat lainnya lewat medium tetentu. Dalam perambatannya medium dapat berupa
udara/gas, zat cair maupun zat padat. Intensitas bunyi adalah energi rerata
yang dihasilkan oleh sumber bunyi tiap satuan waktu tiap satuan luas permukaan.
Intensitas juga diartikan sebagai daya bunyi
rerata tiap satuan luas permukaan. Permukaan yang dimaksud di sini adalah
permukaan yang tegak lurus terhadap arah rambatan gelombang bunyi. Energi dalam
medium yang dilewati gelombang bunyi bergantung pada energi kinetik dan
potensial. Energi potensial berupa kompresi medium, sedangkan energi kinetik
berupa gerak partikel yang dilewati gelombang. jumlah kedua energi ini selalu
tetap pada setiap gerak gelombang.
Dalam hal intensitas bunyi, semakin lebar
permukaan yang dapat menangkap gelombang bunyi maka dengan energi bunyi yang
kecil dapat ditangkap dengan baik. Sebaliknya makin kecil luasan yang dapat
menangkap sumber bunyi memerlukan energi bunyi yang semakin besar.
Apabila luas penampang dinyatakan dengan A,
gelombang bunyi merambat di udara dengan cepat rambat v, amplitudo tekanan P
dan massa jenis udara .o maka besarnya intensitas bunyi berbanding lurus dengan
kuadrat amplitudo dan berbanding terbalik dengan cepat rambat bunyi. Dengan
persamaan matematis dapat dinyatakan:
I = (P)2/ ( 2 .o v)
Dalam praktik sehari-hari gelombang bunyi
yang memiliki amplitudo tekanan sebesar 280 dyne/cm2 memiliki intensitas
ternyaring yang dapat ditangkap oleh indera pendengaran (telinga) kita tanpa
rasa sakit. Amplitudo tekanan terlemah yang masih dapat didengar kira-kira
berada pada 0,0002 dyne/cm2 atau kira-kira memiliki intensitas 10-16 watt/cm2.
Untuk amplitudo tekanan di atas 280 dyne/cm2 bunyi yang ditangkap oleh telinga
menjadi tidak nyaman dan dapat merusakkan kemampuan pendengaran.
Daya rerata yang dibawa oleh gelombang bunyi
lewat permukaan sama dengan hasil kali antara intensitas dengan luas bidang
permukaan. Dalam hal tertentu, terkait dengan daerah yang dapat diterima oleh
telinga manusia, ukuran yang banyak digunakan adalah taraf intensitas.
0 Response to "Kebisingan Suara / Bunyi Salah Satu Jenis Polusi Pada Lingkungan Kerja"
Posting Komentar