Macam-macam Jenis Polusi Pada Lingkungan Kerja

Secara minimal lingkungan kerja yang baik, manakala manusia terpenuhi kebutuhan akan makanan, air bersih dan udara bersih. Makanan yang baik bila memenuhi syarat empat sehat lima sempurna, yang meliputi kecukupan karbohidrat dalam bentuk sepiring nasi, kebutuhan lemak dengan sekerat daging, kebutuhan mineral dengan sayur-sayuran serta kebutuhan vitamin dengan buah-buahan dan protein dari susu.

Dengan 1 kg makanan pada manusia dewasa, kira-kira dapat bertahan hidup dalam seminggu, sedangkan 2 kg air bersih manusia bertahan hidup selama 2 hari dan kebutuhan akan udara bersih 15,5 kg oksigen perhari. Gejala kekurangan oksigen ditandai dengan gangguan pernafasan yang seringkali diikuti dengan pilek dan flu. Apabila kekurangan menjadi akut akan berbahaya bagi kesehatan, yang ditandai dengan radang sendi bahkan kanker seringkali menghinggapi manusia yang kekurangan oksigen.

Dalam kehidupan sehari-hari upaya untuk mencukupi kebutuhan hidup diwujudkan dalam cara memperoleh bahan makanan yang halal dan bernilai gizi tinggi. Keperluan bahan makanan yang berasal dari lingkungan pedesaan penting mandapatkan perhatian, agar para petani di pedesaan dapat memberdayakan kehidupannya dengan bertani. Bahan makanan yang nilai gizinya tinggi berasal dari lingkungan pedesaan cukup banyak.

1)   Kebisingan Bunyi

Kebisingan suara merupakan salah satu jenis polusi pada lingkungan kerja pada umumnya. Kebisingan ini juga merupakan salah satu masalah yang berkaitan dengan polusi lingkungan udara. Polusi akibat kebisingan semakin menjadi masalah manakala jumlah populasi manusia bertambah banyak dan semuanya hidup dalam lahan yang terbatas.

Di negara Indonesia umumnya gangguan kebisingan terjadi di lingkungan perkotaan dengan industri yang berkembang pesat. Pada daerah perkotaan dengan rapat populasi yang besar kebisingan bahkan dapat menjadi ancaman kesehatan manusia. Gangguan kerja akibat kebisingan semakin besar manakala bekerja pada daerah yang dekat dengan sumber bunyi yang selalu berisik.

Tingkat kebisingan yang tinggi akan dapat mengakibatkan gangguan pendengaran, gangguan emosi bahkan gangguan jantung. Gangguan kebisingan ini dapat berlangsung pada saat bekerja, berbicara dan bahkan saat sedang beristirahat.

Kebisingan dalam pengertian fisika dapat diartikan sebagai informasi berbentuk suara yang tidak menyenangkan didengar dan tidak dikehendaki oleh manusia. Hal ini disebabkan intensitas sumber bunyi yang merambat sangat tinggi. Suara bising yang berlangsung terus menerus akan sangat mengganggu pembicaraan, kenyamanan dalam bekerja dan kenyamanan manusia dalam beristirahat. Lebih lanjut suara bising dapat mengganggu dan merusak pendengaran.

Menurut kajian fisika suara atau bunyi tergolong sebagai gelombang mekanik yang memindahkan informasi dari satu tempat ke tempat lainnya lewat medium tetentu. Dalam perambatannya medium dapat berupa udara/gas, zat cair maupun zat padat. Intensitas bunyi adalah energi rerata yang dihasilkan oleh sumber bunyi tiap satuan waktu tiap satuan luas permukaan.

Intensitas juga diartikan sebagai daya bunyi rerata tiap satuan luas permukaan. Permukaan yang dimaksud di sini adalah permukaan yang tegak lurus terhadap arah rambatan gelombang bunyi. Energi dalam medium yang dilewati gelombang bunyi bergantung pada energi kinetik dan potensial. Energi potensial berupa kompresi medium, sedangkan energi kinetik berupa gerak partikel yang dilewati gelombang. jumlah kedua energi ini selalu tetap pada setiap gerak gelombang.

Dalam hal intensitas bunyi, semakin lebar permukaan yang dapat menangkap gelombang bunyi maka dengan energi bunyi yang kecil dapat ditangkap dengan baik. Sebaliknya makin kecil luasan yang dapat menangkap sumber bunyi memerlukan energi bunyi yang semakin besar.

Apabila luas penampang dinyatakan dengan A, gelombang bunyi merambat di udara dengan cepat rambat v, amplitudo tekanan P dan massa jenis udara .o maka besarnya intensitas bunyi berbanding lurus dengan kuadrat amplitudo dan berbanding terbalik dengan cepat rambat bunyi. Dengan persamaan matematis dapat dinyatakan:

I = (P)2/ ( 2 .o v)

Dalam praktik sehari-hari gelombang bunyi yang memiliki amplitudo tekanan sebesar 280 dyne/cm2 memiliki intensitas ternyaring yang dapat ditangkap oleh indera pendengaran (telinga) kita tanpa rasa sakit. Amplitudo tekanan terlemah yang masih dapat didengar kira-kira berada pada 0,0002 dyne/cm2 atau kira-kira memiliki intensitas 10-16 watt/cm2. Untuk amplitudo tekanan di atas 280 dyne/cm2 bunyi yang ditangkap oleh telinga menjadi tidak nyaman dan dapat merusakkan kemampuan pendengaran.

Daya rerata yang dibawa oleh gelombang bunyi lewat permukaan sama dengan hasil kali antara intensitas dengan luas bidang permukaan. Dalam hal tertentu, terkait dengan daerah yang dapat diterima oleh telinga manusia, ukuran yang banyak digunakan adalah taraf intensitas.

Taraf intensitas adalah logaritma intensitas bunyi dengan intensitas ambang pendengaran. Secara matematis dinyatakan dengan:

TI = log ( I/Io ) Bel atau
TI = 10 log ( I/Io ) deci Bel; 1 Bel = 10 dB
TI = 10 log ( I/Io ) dB

Io disebut intensitas ambang pendengaran = 10-16 watt/cm2. Satuan watt/cm2 merupakan satuan yang banyak digunakan dalam akustik dan intensitas terbesar yang masih dapat ditangkap telinga tanpa rasa sakit adalah 10-4 watt/cm2. Pengukuran taraf intensitas dapat dilakukan dengan dengan peralatan alat pengukuran taraf intensitas yang dapat ditampilkan sebagai berikut:

a)   Contoh Pemakaian

Sebuah pesawat Boeing 747 rata-rata menimbulkan bunyi dengan taraf intensitas 140 dB. Berapakah besarnya taraf intensitas yang dihasilkan bila 4 pesawat menghasilkan bunyi serentak?

Jawaban : TI = 10 log ( I/Io)
140 = 10 log ( I/Io)
I = 10140 Io
Untuk 3 pesawat bersamaan didapat
I3 = 4 I
I3 = 4 x 10140 Io
TI = 10 log (I3/Io) = 10 log ( 4x 10140 Io)/(Io)
TI = 10 log 4 + 140 = 146 dB

Taraf intensitas sebesar ini telah mengganggu pendengaran kita, lebih-lebih bila kejadian ini berlangsung secara berulang. Gejala yang menyertai gelombang bunyi saat pendengar dan sumber bunyi bergerak disebut efek Doppler. Jika jarak antara sumber dan pendengar berkurang akan terdengar frekuensi relatif yang lebih tinggi dari yang sesungguhnya.

Sebaliknya bila jaraknya semakin jauh akan terdengar frekuensi nada yang lebih rendah dari yang sesungguhnya. Kejadian ini mengakibatkan bunyi yang ditangkap oleh telinga dapat menjadi menyenangkan dan tidak menyenangkan. Berbagai gangguan bunyi yang tidak menyenangkan antara lain terjadinya derau (noise) dan kebisingan.

Derau merupakan bunyi yang tidak teratur, yang bila didengar berkepanjangan akan mengganggu pendengaran. Kebisingan merupakan gejala pada bunyi yang telah mengganggu, karena telah melebihi amang batas pendengaran normal. Bunyi yang demikian ini digolongkan sebagai gejala dissonan, tidak enek didengar bahkan cenderung mengganggu. Sebaliknya musik yang mengalunkan bunyi teratur, merdu, enak didengar disebut konsonan.

b)   Sumber Kebisingan

Berbagai sumber kebisingan yang mengganggu lingkungan kerja antara lain kebisingan yang muncul dan terakumulasi dalam hal:
(1)  aliran gas
(2)  Deru mesin yang terus menerus
(3)  Bunyi mesin dan knalpot kendaraan bermotor
(4)  Kebisingan angkutan udara
(5)  Kebisingan akibat suara mesin dan laju kereta api.

Kebisingan aliran gas ini dapat terjadi pada lingkungan mana saja, misalnya laju aliran gas saat kipas angin berputar terus menerus, lajua alira gas pada sirene, laju gas saat musik yang menggunakan perubahan tekanan gas, misalnya terompet mulai beralun. Bunyi yang dihasilkan secara terus menerus oleh aliran gas yang mengalir, lebih-lebih bila aliran tersebut dihambat akan menghasilkan bunyi yang tidak nayaman. Di sinilah sumber kebisingan muncul.

Kebisingan deru mesin yang terus menerus baik dari bunyi mesin kendaraan bermotor, mesin pabrik, mesin kereta api, mesin pesawat terbang dan sebagainya. Bunyi yang dihasilkan ini ditentukan oleh berbagai faktor, misalnya tidak seimbangnya bagian-bagian yang berputar dan menghasilkan bunyi tak teratur atau bunyi teratur yang berlangsung sepanjang hari, bunyi akibat gesekan dari bagian yang berputar, bunyi dari bantalan poros atau gir, dan sebagainya.  

Sumber bunyi pada mesin ini kadang-kadang muncul akibat adanya getaran yang diteruskan oleh bgian-bagian mesin namun suara yang terdengar mengganggu. Pada kendaraan bermotor sumber kebisingan dapat terjadi saat kendaraan tersebut diperbaiki. Sumber kebisingan dapat terjadi dari deru mesin dan bunyi yang keluar dari klakson dan knalpot. Pada kereta api yang sedang berjalan, sumber kebisingan muncul akibat suara mesin dan gesekan antara rel dengan roda kereta api.

Bunyi peluit lokomotif yang saling bersahutan juga menjadi sumber kebisingan di laingkungan kantor. Pada pesawat terbang juga terjadi hal yang serupa. Pada saat pesawat akan mengudara atau mendarat bunyi mesin terasa sangat mengganggu pendengaran kita. Intensitas yang diterima oleh telinga kita semakin besar manakala sumber bunyi bekerja secara bersamaan. Umumnya kejadian ini mengganggu lingkungan, khususnya lingkungan kerja.

c)   Kebisingan Bunyi Alternatif Mengatasinya

Gejala-gejala yang menyertai perambatan gelombang bunyi adalah gejala interferensi, resonansi, pemantulan, pembiasan dan absorbsi. Interfrensi adalah gejala perpaduan dua gelombang atau lebih yang terjadi pada saat dan tempat yang sama. Interferensi dapat berlangsung saling memperkuat atau saling melemahkan. Pada bunyi interferensi yang semakin kuat menghasikan bunyi semakin nyaring sebaliknya bila saling melemahkan terdengar nada semakin lemah.

Resonansi merupakan peristiwa bergetarnya medium akibat medium lain yang bergetar dengan frekuensi sama atau frekuensi yang satu merupakan kelipatan bulat dari frekuensi lainnya. Dalam pengukuran besaran cepat rambat bunyi gejala resonansi biasanya dimanfaatkan sebagai prinsip untuk menetapkan cepat rambat gelombang bunyi di udara.

Lazimnya gejala resonansi dan interferensi ini dalam mulut kita berguna untuk menggetarkan selaput getar sehingga terdengar suara. Gejala resonansi ini selalu diikuti oleh gejala interferensi, sehingga suara kita menjadi jelas. Kedua gejala ini, yakni gejala interferensi selalu mengikuti gejala resonansi.

Gejala pantulan menjadi tidak nyaman manakala bidang pemantulnya tidak rata, sehingga gelombang yang sampai ke bidang ini mengalami turbulensi. Akhirnya ditangkap oleh telinga menjadi tidak jelas. Untuk menghindari gejala pantulan bunyi ini diperlukan pengaturan akustik ruangan. Caranya adalah dengan menyediakan sarana agar energi bunyi dapat diabsorbsioleh dinding, plafon,lantai dan juga oleh segenap hadirin yang datang.

Dengan absorbir yang baik ini memungkinkan bunyi tidak mengalami pantulan berulang sehingga bunyi dapat jelas didengar oleh telinga dan pada batas-batas nyaman didengar. Pada ruangan yang luas, gangguan bunyi dapat dihindari dengan penanaman tanaman yang besar-besar sebagai peredam bunyi.

Gejala yang merugikan juga dapat terjadi bila bunyi mengalami gejala pembiasan. Gelombang bunyi akan mengalami pembiasan manakala bidang batas tersebut mampu dilalui oleh gelombang bunyi. Gejala ini disebabkan perubahan kecepatan dari satu titik ke titik lain akibat perubahan suhu yang tak merata. Gejala ini tentu tidak nyaman didengar. Cara mengatasinya adalah menyediakan ruang penyejuk sehingga fluktuasi perubahan suhu dapat dikendalikan sehingga gejala pembiasan bunyi dapat dikurangi.

Interferensi atau pemesraan selalu terjadi dalam gelombang bunyi yang merambat dalam ruangan. Gejala ini menjadi merugikan manakala terjadi gejala interferensi yang saling melemahkan. Misalnya energi gelombang bunyi yang sampai pada tembok, lalu tembok memantulkan gelombang bunyi tersebut. Apabila antara gelombang datang dan gelombang pantul ini saling melemahkan maka bunyi tidak terdengar jelas.

Hal yang tidak nyaman juga dapat terjadi bila pada gelombang bunyi terjadi interferensi saling memperkuat, karena nada dari satu sumber dan sumber bunyi berikutnya, mengakibatkan suara dari satu sumber jelas namun dari sumber lain menjadi tak jelas. Cara meniadakannya dengan memasang absorber bunyi sehingga bunyi menjadi jelas didengar telinga.

2)   Polusi Udara

Polusi lingkungan kerja yang lain adalah polusi udara dan air Polusi udara di sekitar lingkungan kerja yang banyak dijumpai adalah pengotoran udara akibat gas buang dari kendaraan bermotor. Pencemaran udara disebabkan oleh sumber alami maupun oleh kegiatan manusia. Sumber pencemar udara dibedakan menjadi pencemar primer dan sekunder.

Pencemaran udara terkait dengan keberadaan partikel atau zat di udara  dan larutnya bahan kimia di udara lalu dihirup oleh pekerja sehingga dapat mengganggu kesehatannya. Misalnya gas karbondioksida, karbonmonoksida buangan dari sisa pembakaran yang lewat knalpot kendaraan bermotor, hidrokarbon (HC) merupakan pencemar primer.

Akibat reaksi kimia pencemar primer dengan bahan pencemar lain di udara disebut pencemar sekunder. Misalnya oksida nitrogen, oksida belerang. Hasil pengukuran kadar polutan tersebut di kota-kota besar tidak kurang dari 200 mikrogram tiap meter kubik udara. WHO memberikan batasan maksimum 60-90 mikrogram per meter kubik. Pencemaran udara ditimbulkan oleh sumber alami maupun kegiatan manusia.

umber alami berasal dari peristiwa alam, seperti letusan gunung berapi, akan membawa partikel debu yang masuk ke udara. Larutnya partikel tersebut tentu akan membahayakan kesehatan manusia. Sebaliknya sumber yang berasal dari perilaku manusia lebih mengacu pada pemanfaatan teknologi oleh manusia yang berdampak negatif terhadap udara. Misalnya penggunaan kendaraan bermotor akan membawa beragam gas yang membahayakan manusia.

Sebagai suatu sistem yang kompleks atmosfir terdiri dari beraam gas, uap air dan debu. Atmosfir bersifat dinamis dan seringkali rapuh akibat ulah manusia. Dianmik artinya perubahan dapat terjadi dengan mudah, baik perubahan kmposisi kimia maupun pergerakan penyusunnya.

Efek emisi polusi udara dalam pemanasan global berkaitan dengan perubahan iklim yang mendadak, membawa konsekuensi rawannya kesehatan manusia. Gejala terjadinya hujan asam amat membahayakan kehidupan di muka bumi. Gejala munculnya hujan asam disebabkan oleh adanya bahan pencemar SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan, akhirnya dapat menurunkan kadar keasaman air hujan.

Dalam hal ini ditandai dengan pH air hujan jauh di bawah nilai 5,6. Dampak adanya hujan asam ini antara lain:
a.   Kualitas air di permukaan tanah akan berubah
b.   Merusak tanaman produksi
c.   Logam berat dapat larut sehingga menimbulkan polusi air
d.   Bersifat korosif dan merusak material dan bangunan.

Terdapat gejala lain yaang membahatakan yakni gejala yang bersumber dari C02 dan gas buang pabrik berupa CFC, gas metana dan ozon serta N2O di lapisan troposfir yang mengabsorbir radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Gejala ini disebut efek rumah kaca yang dapat mengakibatkan gejala yang membahayakan kehidupan di bumi.

Hal disebabkan panas matahari tersebut dapat terperangkap dalam lapisan troposfir. Gejala terperangkapnya panas matahari dalam lapisan troposfir disebut disebut efek rumah kaca. Gejala ini menghasilkan fenomena pemanasan global.

Akibat lebih jauh dari pemanansan global adalah:
a.   es di kutub dapat mencair, dan terjadi aliran air dari kutub ke khatulistiwa
b.   Aliran alir ini mengakibatkan perubahan iklim
c.   Terjadi perubahan siklus hidup flora dan fauna yang sekaligus akan mempengaruhi dan meruusak ekosistem.  

Polusi pada air dikenali lewat bau, rasa dan warna. Dengan membandingkannya dengan air bersih yang layak diminum polusi air disebabkan oleh berbagai jenis pencemar yang berasal dari sisa limbah industri, sampah organik dan anorganik. Polusi pada air dalam lingkungan kerja berkaitan dengan tersedianya air untuk dikonsumsi yang memenuhi syarat kesehatan. Di sini air harus memenuhi syarat dari segi kualitas dan kuantitas.

Sumber daya air yang memenuhi syarat kualitas dan kuantitas ini dimanfaatkan sebagai sarana untuk mencukupi makan dan minum, mencuci dan sebagainya. Apabila perkantoran dekat dengan industri, maka limbah industri dan rumah tangga terjadi pada sekitar daerah aliran sungai. Limbah ini bisa berupa detergen, logam-logam berat, atau senyawa air raksa. Indikator awal yang dikenali dari pencemaran air ini antara lain dari segi bau, rasa dan warna.

Ketiga hal inilah cara mudah untuk mendeteksi polusi pada air. Bila perkantoran dekat pada lingkungan pertanian, maka limbah dapat berasal dari bahan pembuat pupuk yang selanjutnya terjadi penimbunan yang melebihi daya dukung air sehingga tumbuhan dan binatang air tak mampu bertahan hidup lebih lama.

a)   Sumber Emisi Gas

Sumber utama yang menyebabkan emisi gas buang pada kendaraan bermotor adalah tanki bahan bakar, karburator (mesin bensin), ruang engkol dan saluran pembuangan) knalpot. Tanki dan karburator mengeluarkan uap bensin ke udara sehingga akumulasi dari banyak mesin dapat menghasilkan polusi udara.

Bensin memiliki sifat mudah menguap, dan pada suhu 40 bensin dapat menguap dengan cepat sebanyak (40-60)% dan pada suhu yang lebih tinggi akan menguap lebih banyak lagi. Keluarnya limbah dari ruang engkol terjadi karena setiap mesin membutuhkan ventilasi untuk memasukkan udara.

Ruang ventilasi inilah yang memungkinkan uap bensin lewat saluran ini. Selanjutnya knalpot merupakan pengeluaran sisa hasil pembakaran bahan bakar. Gas buang tersebut merupakan hasil sisa pembakaran antara behan bakar dengan udara dan keluar lewat knalpot dan bercampur dengan oksigen di udara.

Dengan demikian ada tiga jenis limbah yang menyebabkan pencemaran udara yakni:
(a)  Gas buang
(b) Gas ruang engkol
(c)  Uap bahan bakar.

Gas buang merupakan gas yang dikeluarkan melalui pipa pembuangan yang merupakan produk sisa pembakaran. Gas ini dikeluarkan melalui knalpot kendaraan bermotor. Gas ruang engkol merupakan limbah gas yang dikeluarkan dari ruang engkol. Uap bahan bakar merupakan limbah yang dikeluarkan dari tanki dan karburator pada mesin bensin. Ketiga jenis inilah yang akhirnya dihirup oleh manusia pada lingkungan kerjanya. Semua limbah ini berbahaya bagi kesehatan manusia.

b)   Pengendalian Emisi Uap BBM

Emisi yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor, bersifat mengganggu manusia sebab pada umumnya beracun. Upaya yang dilakukan untuk pengendaliannya dapat bersifat internal dan eksternal. Pengendalian internal adalah pengendalian lewat perbaikan sistem pembakaran pada mesin. Caranya antara lain dengan mengupayakan agar sistem berfunsi dengan baik sehingga BBM dapat terbakar efektif, dan polusi udara dapat dikurangi.

Misalnya menguruskan campuran udara dan bahan bakar dengan meningkatkan jumlah campuran udara dengan bahan bakar. Pengontrolan suhu udara yang masuk dapat diakukan agar udara dan bahan bakar dapat tercampur secara sempurna, De ngan demikian dapat mengefektuifkan pembakaran BBM pada mesin.Langkah berikutnya adalah menyempurnakan kerja karburator yakni mengupayakan agar karburator dapat berfungsi dengan baik.

Secara eksternal agar limbah gas buang kendaraan bermotor dapat dikendalikan maka kegiatan penghijauan lingkungan kerja perlu dilakukan sebaik-baiknya. Kegiatan ini dilaksanakan secara rutin dan dalam waktu yang tidak terlalu lama telah menjadi kebiasaan para pekerjanya. Hal yang sama dapat pula dilakukan pengendalian polusi air dengan menjaga air tidak tercemar dengan cara menutup tandon agar tidak dimasuki polutan yang membahayakan kehidupan manusia.

3)   Polusi Sampah Organis

Di lingkungan kerja, sampah organis merupakan polutan yang paling banyak ditemui dan tampak hampir pada setiap lingkungan kerja. Khusus limbah sampah di perkotaan di Indonesia ada kecenderungan sampah organis memiliki volume paling besar. Sampah organis ini cenderung membahayakan lingkungan karena dapat merupakan sumber penyakit menular.

Polusi sampah organis ini ditinjau dari berbagai segi akan merugikan. Dari segi ekonomi sampah organis ini dapat merusakkan berbagai perabotan, tanaman maupun benda lainnya. Bila sampah organis masuk ke dalam air sungai maka dapat mematikan kehidupan dalam air, misalnya ikan dan binatang piaraan. Bau busuk dapat mengganggu kehidupan di sekitar sampah organis tersebut, keindahan kota menjadi rusak dan daya tarik wisatawan menjadi berkurang.  

Volume sampah organis di kota besar menunjukkan bahwa komponen sampah organis memiliki prosentase tertinggi. Lebih dari 60% kompon sampah terdiri dari sampah organis. Sampah organis adalah sampah yang paling mudah untuk dibuat menjadi kompos, yang seterusnya hasil pengomposan berperan sebagai pupuk organis yang dapat menyuburkan tanah.

Salah satu keuntungan yang diperoleh bila sampah organis tersebut dikomposkan, antara lain dapat menjadi lapangan kerja baru bagi warga masyarakat sekitar. Produktivitas tanah dapat lebih ditingkatkan melalui pemupukan lewat kompos tersebut.

a)   Sumber Sampah Organis

Menurut Dalzell yang dikutip oleh Yuli Priyanto (1994) pada umumnya di negara-negara berkembang komposisi sampah organis yang dapat di komposkan memiliki persentase tertinggi. Kadar air dari masingmasing sampah juga memiliki persentase cukup tinggi.

Dari data di atas tampak bahwa sampah organis banyak dihasilkan oleh negara-negara timur jauh, china, jepang, termasuk Indonesia, sedangkan yang paling sedikit berasal dari daratan Eropa. Ketas paling tinggi limbah yang dibuang berasal dari Eropa terendahnya dari negara Timur Jauh.

Plastik dan kain tertingginya dari negara Timur Tengah dan paling sedikit dari timur Jauh. Gelas dan logam tertinggi dari Eropa dan terendahnya dari timur jauh. Namun demikian secara keseluruhan untuk negara-negara berkembang volume paling besar adalah sampah organis.

b)   Pengendalian Sampah Organis

Meskipun sampah organis seringkali sebagai sumber penyakit bagi manusia, hewan dan bahkan tumbuhan, namun bila dikomposkan bahan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organis yang mampu menyuburkan tanah. Dengan pengomposan melalui pemanasan sampai suhu 60oC dalam tumpukan kompos sebagian besar patogen, gulma dan biji-bijian akan tumbuh sehingga pupuk kompos bermanfaat dan tidak mengurangi produksi tanaman.

Lewat pengomposan ini akan didapat bahan yang mudah hancur dalam tanah, mudah dikelola, resiko penyebaran penyakit berkurang bila kompos dibenamkan dalam tanah. Lewat pengomposan dengan cara ditumpuk tidak merugikan dan menimbulkan efek negatif pada tumbuhan. Lewat pengomposan dimungkinkan diperoleh berat akhir kompos yang matang jauh lebih ringan dari pada lmbah organis yang asli. Hal ini menjadikan kompos mudah dikelola, pengangkutan lebih murah dan secara ekonomis menguntungkan. 

0 Response to "Macam-macam Jenis Polusi Pada Lingkungan Kerja "

Posting Komentar