Secara minimal lingkungan kerja yang baik,
manakala manusia terpenuhi kebutuhan akan makanan, air bersih dan udara bersih.
Makanan yang baik bila memenuhi syarat empat sehat lima sempurna, yang meliputi
kecukupan karbohidrat dalam bentuk sepiring nasi, kebutuhan lemak dengan
sekerat daging, kebutuhan mineral dengan sayur-sayuran serta kebutuhan vitamin
dengan buah-buahan dan protein dari susu.
Dengan 1 kg makanan pada manusia dewasa,
kira-kira dapat bertahan hidup dalam seminggu, sedangkan 2 kg air bersih
manusia bertahan hidup selama 2 hari dan kebutuhan akan udara bersih 15,5 kg oksigen
perhari. Gejala kekurangan oksigen ditandai dengan gangguan pernafasan yang
seringkali diikuti dengan pilek dan flu. Apabila kekurangan menjadi akut akan
berbahaya bagi kesehatan, yang ditandai dengan radang sendi bahkan kanker
seringkali menghinggapi manusia yang kekurangan oksigen.
Dalam kehidupan sehari-hari upaya untuk
mencukupi kebutuhan hidup diwujudkan dalam cara memperoleh bahan makanan yang
halal dan bernilai gizi tinggi. Keperluan bahan makanan yang berasal dari
lingkungan pedesaan penting mandapatkan perhatian, agar para petani di pedesaan
dapat memberdayakan kehidupannya dengan bertani. Bahan makanan yang nilai
gizinya tinggi berasal dari lingkungan pedesaan cukup banyak.
1)
Kebisingan
Bunyi
Kebisingan suara merupakan salah satu jenis
polusi pada lingkungan kerja pada umumnya. Kebisingan ini juga merupakan salah
satu masalah yang berkaitan dengan polusi lingkungan udara. Polusi akibat
kebisingan semakin menjadi masalah manakala jumlah populasi manusia bertambah
banyak dan semuanya hidup dalam lahan yang terbatas.
Di negara Indonesia umumnya gangguan
kebisingan terjadi di lingkungan perkotaan dengan industri yang berkembang
pesat. Pada daerah perkotaan dengan rapat populasi yang besar kebisingan bahkan
dapat menjadi ancaman kesehatan manusia. Gangguan kerja akibat kebisingan
semakin besar manakala bekerja pada daerah yang dekat dengan sumber bunyi yang
selalu berisik.
Tingkat kebisingan yang tinggi akan dapat
mengakibatkan gangguan pendengaran, gangguan emosi bahkan gangguan jantung. Gangguan
kebisingan ini dapat berlangsung pada saat bekerja, berbicara dan bahkan saat
sedang beristirahat.
Kebisingan dalam pengertian fisika dapat
diartikan sebagai informasi berbentuk suara yang tidak menyenangkan didengar
dan tidak dikehendaki oleh manusia. Hal ini disebabkan intensitas sumber bunyi
yang merambat sangat tinggi. Suara bising yang berlangsung terus menerus akan
sangat mengganggu pembicaraan, kenyamanan dalam bekerja dan kenyamanan manusia
dalam beristirahat. Lebih lanjut suara bising dapat mengganggu dan merusak
pendengaran.
Menurut kajian fisika suara atau bunyi
tergolong sebagai gelombang mekanik yang memindahkan informasi dari satu tempat
ke tempat lainnya lewat medium tetentu. Dalam perambatannya medium dapat berupa
udara/gas, zat cair maupun zat padat. Intensitas bunyi adalah energi rerata
yang dihasilkan oleh sumber bunyi tiap satuan waktu tiap satuan luas permukaan.
Intensitas juga diartikan sebagai daya bunyi
rerata tiap satuan luas permukaan. Permukaan yang dimaksud di sini adalah
permukaan yang tegak lurus terhadap arah rambatan gelombang bunyi. Energi dalam
medium yang dilewati gelombang bunyi bergantung pada energi kinetik dan
potensial. Energi potensial berupa kompresi medium, sedangkan energi kinetik
berupa gerak partikel yang dilewati gelombang. jumlah kedua energi ini selalu
tetap pada setiap gerak gelombang.
Dalam hal intensitas bunyi, semakin lebar
permukaan yang dapat menangkap gelombang bunyi maka dengan energi bunyi yang
kecil dapat ditangkap dengan baik. Sebaliknya makin kecil luasan yang dapat
menangkap sumber bunyi memerlukan energi bunyi yang semakin besar.
Apabila luas penampang dinyatakan dengan A,
gelombang bunyi merambat di udara dengan cepat rambat v, amplitudo tekanan P
dan massa jenis udara .o maka besarnya intensitas bunyi berbanding lurus dengan
kuadrat amplitudo dan berbanding terbalik dengan cepat rambat bunyi. Dengan
persamaan matematis dapat dinyatakan:
I = (P)2/ ( 2 .o v)
Dalam praktik sehari-hari gelombang bunyi
yang memiliki amplitudo tekanan sebesar 280 dyne/cm2 memiliki intensitas
ternyaring yang dapat ditangkap oleh indera pendengaran (telinga) kita tanpa
rasa sakit. Amplitudo tekanan terlemah yang masih dapat didengar kira-kira
berada pada 0,0002 dyne/cm2 atau kira-kira memiliki intensitas 10-16 watt/cm2.
Untuk amplitudo tekanan di atas 280 dyne/cm2 bunyi yang ditangkap oleh telinga
menjadi tidak nyaman dan dapat merusakkan kemampuan pendengaran.
Daya rerata yang dibawa oleh gelombang bunyi
lewat permukaan sama dengan hasil kali antara intensitas dengan luas bidang
permukaan. Dalam hal tertentu, terkait dengan daerah yang dapat diterima oleh
telinga manusia, ukuran yang banyak digunakan adalah taraf intensitas.
Taraf intensitas adalah logaritma intensitas
bunyi dengan intensitas ambang pendengaran. Secara matematis dinyatakan dengan:
TI = log ( I/Io ) Bel atau
TI = 10 log ( I/Io ) deci Bel; 1 Bel = 10 dB
TI = 10 log ( I/Io ) dB
Io disebut intensitas ambang pendengaran =
10-16 watt/cm2. Satuan watt/cm2 merupakan satuan yang banyak digunakan dalam
akustik dan intensitas terbesar yang masih dapat ditangkap telinga tanpa rasa
sakit adalah 10-4 watt/cm2. Pengukuran taraf intensitas dapat dilakukan dengan
dengan peralatan alat pengukuran taraf intensitas yang dapat ditampilkan sebagai
berikut:
a)
Contoh Pemakaian
Sebuah pesawat Boeing 747 rata-rata
menimbulkan bunyi dengan taraf intensitas 140 dB. Berapakah besarnya taraf
intensitas yang dihasilkan bila 4 pesawat menghasilkan bunyi serentak?
Jawaban : TI = 10 log ( I/Io)
140 = 10 log ( I/Io)
I = 10140 Io
Untuk 3 pesawat bersamaan didapat
I3 = 4 I
I3 = 4 x 10140 Io
TI = 10 log (I3/Io) = 10 log ( 4x 10140
Io)/(Io)
TI = 10 log 4 + 140 = 146 dB
Taraf intensitas sebesar ini telah mengganggu
pendengaran kita, lebih-lebih bila kejadian ini berlangsung secara berulang.
Gejala yang menyertai gelombang bunyi saat pendengar dan sumber bunyi bergerak
disebut efek Doppler. Jika jarak antara sumber dan pendengar berkurang akan
terdengar frekuensi relatif yang lebih tinggi dari yang sesungguhnya.
Sebaliknya bila jaraknya semakin jauh akan
terdengar frekuensi nada yang lebih rendah dari yang sesungguhnya. Kejadian ini
mengakibatkan bunyi yang ditangkap oleh telinga dapat menjadi menyenangkan dan
tidak menyenangkan. Berbagai gangguan bunyi yang tidak menyenangkan antara lain
terjadinya derau (noise) dan kebisingan.
Derau merupakan bunyi yang tidak teratur,
yang bila didengar berkepanjangan akan mengganggu pendengaran. Kebisingan
merupakan gejala pada bunyi yang telah mengganggu, karena telah melebihi amang
batas pendengaran normal. Bunyi yang demikian ini digolongkan sebagai gejala
dissonan, tidak enek didengar bahkan cenderung mengganggu. Sebaliknya musik
yang mengalunkan bunyi teratur, merdu, enak didengar disebut konsonan.
b)
Sumber Kebisingan
Berbagai sumber kebisingan yang mengganggu
lingkungan kerja antara lain kebisingan yang muncul dan terakumulasi dalam hal:
(1) aliran gas
(2) Deru mesin
yang terus menerus
(3) Bunyi
mesin dan knalpot kendaraan bermotor
(4) Kebisingan
angkutan udara
(5) Kebisingan
akibat suara mesin dan laju kereta api.
Kebisingan aliran gas ini dapat terjadi pada
lingkungan mana saja, misalnya laju aliran gas saat kipas angin berputar terus
menerus, lajua alira gas pada sirene, laju gas saat musik yang menggunakan
perubahan tekanan gas, misalnya terompet mulai beralun. Bunyi yang dihasilkan
secara terus menerus oleh aliran gas yang mengalir, lebih-lebih bila aliran
tersebut dihambat akan menghasilkan bunyi yang tidak nayaman. Di sinilah sumber
kebisingan muncul.
Kebisingan deru mesin yang terus menerus baik
dari bunyi mesin kendaraan bermotor, mesin pabrik, mesin kereta api, mesin
pesawat terbang dan sebagainya. Bunyi yang dihasilkan ini ditentukan oleh
berbagai faktor, misalnya tidak seimbangnya bagian-bagian yang berputar dan
menghasilkan bunyi tak teratur atau bunyi teratur yang berlangsung sepanjang
hari, bunyi akibat gesekan dari bagian yang berputar, bunyi dari bantalan poros
atau gir, dan sebagainya.
Sumber bunyi pada mesin ini kadang-kadang
muncul akibat adanya getaran yang diteruskan oleh bgian-bagian mesin namun
suara yang terdengar mengganggu. Pada kendaraan bermotor sumber kebisingan
dapat terjadi saat kendaraan tersebut diperbaiki. Sumber kebisingan dapat
terjadi dari deru mesin dan bunyi yang keluar dari klakson dan knalpot. Pada
kereta api yang sedang berjalan, sumber kebisingan muncul akibat suara mesin
dan gesekan antara rel dengan roda kereta api.
Bunyi peluit lokomotif yang saling bersahutan
juga menjadi sumber kebisingan di laingkungan kantor. Pada pesawat terbang juga
terjadi hal yang serupa. Pada saat pesawat akan mengudara atau mendarat bunyi
mesin terasa sangat mengganggu pendengaran kita. Intensitas yang diterima oleh
telinga kita semakin besar manakala sumber bunyi bekerja secara bersamaan.
Umumnya kejadian ini mengganggu lingkungan, khususnya lingkungan kerja.
c)
Kebisingan Bunyi Alternatif Mengatasinya
Gejala-gejala yang menyertai perambatan
gelombang bunyi adalah gejala interferensi, resonansi, pemantulan, pembiasan
dan absorbsi. Interfrensi adalah gejala perpaduan dua gelombang atau lebih yang
terjadi pada saat dan tempat yang sama. Interferensi dapat berlangsung saling
memperkuat atau saling melemahkan. Pada bunyi interferensi yang semakin kuat
menghasikan bunyi semakin nyaring sebaliknya bila saling melemahkan terdengar
nada semakin lemah.
Resonansi merupakan peristiwa bergetarnya
medium akibat medium lain yang bergetar dengan frekuensi sama atau frekuensi
yang satu merupakan kelipatan bulat dari frekuensi lainnya. Dalam pengukuran
besaran cepat rambat bunyi gejala resonansi biasanya dimanfaatkan sebagai
prinsip untuk menetapkan cepat rambat gelombang bunyi di udara.
Lazimnya gejala resonansi dan interferensi
ini dalam mulut kita berguna untuk menggetarkan selaput getar sehingga
terdengar suara. Gejala resonansi ini selalu diikuti oleh gejala interferensi,
sehingga suara kita menjadi jelas. Kedua gejala ini, yakni gejala interferensi
selalu mengikuti gejala resonansi.
Gejala pantulan menjadi tidak nyaman manakala
bidang pemantulnya tidak rata, sehingga gelombang yang sampai ke bidang ini
mengalami turbulensi. Akhirnya ditangkap oleh telinga menjadi tidak jelas.
Untuk menghindari gejala pantulan bunyi ini diperlukan pengaturan akustik
ruangan. Caranya adalah dengan menyediakan sarana agar energi bunyi dapat
diabsorbsioleh dinding, plafon,lantai dan juga oleh segenap hadirin yang
datang.
Dengan absorbir yang baik ini memungkinkan
bunyi tidak mengalami pantulan berulang sehingga bunyi dapat jelas didengar
oleh telinga dan pada batas-batas nyaman didengar. Pada ruangan yang luas,
gangguan bunyi dapat dihindari dengan penanaman tanaman yang besar-besar
sebagai peredam bunyi.
Gejala yang merugikan juga dapat terjadi bila
bunyi mengalami gejala pembiasan. Gelombang bunyi akan mengalami pembiasan
manakala bidang batas tersebut mampu dilalui oleh gelombang bunyi. Gejala ini
disebabkan perubahan kecepatan dari satu titik ke titik lain akibat perubahan
suhu yang tak merata. Gejala ini tentu tidak nyaman didengar. Cara mengatasinya
adalah menyediakan ruang penyejuk sehingga fluktuasi perubahan suhu dapat
dikendalikan sehingga gejala pembiasan bunyi dapat dikurangi.
Interferensi atau pemesraan selalu terjadi
dalam gelombang bunyi yang merambat dalam ruangan. Gejala ini menjadi merugikan
manakala terjadi gejala interferensi yang saling melemahkan. Misalnya energi
gelombang bunyi yang sampai pada tembok, lalu tembok memantulkan gelombang
bunyi tersebut. Apabila antara gelombang datang dan gelombang pantul ini saling
melemahkan maka bunyi tidak terdengar jelas.
Hal yang tidak nyaman juga dapat terjadi bila
pada gelombang bunyi terjadi interferensi saling memperkuat, karena nada dari
satu sumber dan sumber bunyi berikutnya, mengakibatkan suara dari satu sumber
jelas namun dari sumber lain menjadi tak jelas. Cara meniadakannya dengan
memasang absorber bunyi sehingga bunyi menjadi jelas didengar telinga.
2)
Polusi
Udara
Polusi lingkungan kerja yang lain adalah
polusi udara dan air Polusi udara di sekitar lingkungan kerja yang banyak
dijumpai adalah pengotoran udara akibat gas buang dari kendaraan bermotor.
Pencemaran udara disebabkan oleh sumber alami maupun oleh kegiatan manusia.
Sumber pencemar udara dibedakan menjadi pencemar primer dan sekunder.
Pencemaran udara terkait dengan keberadaan
partikel atau zat di udara dan larutnya bahan kimia di udara lalu dihirup oleh
pekerja sehingga dapat mengganggu kesehatannya. Misalnya gas karbondioksida,
karbonmonoksida buangan dari sisa pembakaran yang lewat knalpot kendaraan
bermotor, hidrokarbon (HC) merupakan pencemar primer.
Akibat reaksi kimia pencemar primer dengan
bahan pencemar lain di udara disebut pencemar sekunder. Misalnya oksida
nitrogen, oksida belerang. Hasil pengukuran kadar polutan tersebut di kota-kota
besar tidak kurang dari 200 mikrogram tiap meter kubik udara. WHO memberikan
batasan maksimum 60-90 mikrogram per meter kubik. Pencemaran udara ditimbulkan
oleh sumber alami maupun kegiatan manusia.
umber alami berasal dari peristiwa alam,
seperti letusan gunung berapi, akan membawa partikel debu yang masuk ke udara.
Larutnya partikel tersebut tentu akan membahayakan kesehatan manusia.
Sebaliknya sumber yang berasal dari perilaku manusia lebih mengacu pada
pemanfaatan teknologi oleh manusia yang berdampak negatif terhadap udara.
Misalnya penggunaan kendaraan bermotor akan membawa beragam gas yang
membahayakan manusia.
Sebagai suatu sistem yang kompleks atmosfir
terdiri dari beraam gas, uap air dan debu. Atmosfir bersifat dinamis dan
seringkali rapuh akibat ulah manusia. Dianmik artinya perubahan dapat terjadi
dengan mudah, baik perubahan kmposisi kimia maupun pergerakan penyusunnya.
Efek emisi polusi udara dalam pemanasan
global berkaitan dengan perubahan iklim yang mendadak, membawa konsekuensi
rawannya kesehatan manusia. Gejala terjadinya hujan asam amat membahayakan
kehidupan di muka bumi. Gejala munculnya hujan asam disebabkan oleh adanya
bahan pencemar SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan, akhirnya dapat menurunkan
kadar keasaman air hujan.
Dalam hal ini ditandai dengan pH air hujan
jauh di bawah nilai 5,6. Dampak adanya hujan asam ini antara lain:
a.
Kualitas air di permukaan tanah akan berubah
b.
Merusak tanaman produksi
c.
Logam berat dapat larut sehingga menimbulkan
polusi air
d.
Bersifat korosif dan merusak material dan
bangunan.
Terdapat gejala lain yaang membahatakan yakni
gejala yang bersumber dari C02 dan gas buang pabrik berupa CFC, gas metana dan
ozon serta N2O di lapisan troposfir yang mengabsorbir radiasi panas matahari
yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Gejala ini disebut efek rumah kaca yang
dapat mengakibatkan gejala yang membahayakan kehidupan di bumi.
Hal disebabkan panas matahari tersebut dapat
terperangkap dalam lapisan troposfir. Gejala terperangkapnya panas matahari
dalam lapisan troposfir disebut disebut efek rumah kaca. Gejala ini
menghasilkan fenomena pemanasan global.
Akibat lebih jauh dari pemanansan global
adalah:
a.
es di kutub dapat mencair, dan terjadi aliran
air dari kutub ke khatulistiwa
b.
Aliran alir ini mengakibatkan perubahan iklim
c.
Terjadi perubahan siklus hidup flora dan
fauna yang sekaligus akan mempengaruhi dan meruusak ekosistem.
Polusi pada air dikenali lewat bau, rasa dan
warna. Dengan membandingkannya dengan air bersih yang layak diminum polusi air
disebabkan oleh berbagai jenis pencemar yang berasal dari sisa limbah industri,
sampah organik dan anorganik. Polusi pada air dalam lingkungan kerja berkaitan
dengan tersedianya air untuk dikonsumsi yang memenuhi syarat kesehatan. Di sini
air harus memenuhi syarat dari segi kualitas dan kuantitas.
Sumber daya air yang memenuhi syarat kualitas
dan kuantitas ini dimanfaatkan sebagai sarana untuk mencukupi makan dan minum,
mencuci dan sebagainya. Apabila perkantoran dekat dengan industri, maka limbah
industri dan rumah tangga terjadi pada sekitar daerah aliran sungai. Limbah ini
bisa berupa detergen, logam-logam berat, atau senyawa air raksa. Indikator awal
yang dikenali dari pencemaran air ini antara lain dari segi bau, rasa dan
warna.
Ketiga hal inilah cara mudah untuk mendeteksi
polusi pada air. Bila perkantoran dekat pada lingkungan pertanian, maka limbah
dapat berasal dari bahan pembuat pupuk yang selanjutnya terjadi penimbunan yang
melebihi daya dukung air sehingga tumbuhan dan binatang air tak mampu bertahan
hidup lebih lama.
a)
Sumber Emisi Gas
Sumber utama yang menyebabkan emisi gas buang
pada kendaraan bermotor adalah tanki bahan bakar, karburator (mesin bensin),
ruang engkol dan saluran pembuangan) knalpot. Tanki dan karburator mengeluarkan
uap bensin ke udara sehingga akumulasi dari banyak mesin dapat menghasilkan
polusi udara.
Bensin memiliki sifat mudah menguap, dan pada
suhu 40 bensin dapat menguap dengan cepat sebanyak (40-60)% dan pada suhu yang
lebih tinggi akan menguap lebih banyak lagi. Keluarnya limbah dari ruang engkol
terjadi karena setiap mesin membutuhkan ventilasi untuk memasukkan udara.
Ruang ventilasi inilah yang memungkinkan uap
bensin lewat saluran ini. Selanjutnya knalpot merupakan pengeluaran sisa hasil
pembakaran bahan bakar. Gas buang tersebut merupakan hasil sisa pembakaran
antara behan bakar dengan udara dan keluar lewat knalpot dan bercampur dengan
oksigen di udara.
Dengan demikian ada tiga jenis limbah yang
menyebabkan pencemaran udara yakni:
(a) Gas buang
(b) Gas ruang
engkol
(c) Uap bahan
bakar.
Gas buang merupakan gas yang dikeluarkan
melalui pipa pembuangan yang merupakan produk sisa pembakaran. Gas ini
dikeluarkan melalui knalpot kendaraan bermotor. Gas ruang engkol merupakan
limbah gas yang dikeluarkan dari ruang engkol. Uap bahan bakar merupakan limbah
yang dikeluarkan dari tanki dan karburator pada mesin bensin. Ketiga jenis
inilah yang akhirnya dihirup oleh manusia pada lingkungan kerjanya. Semua
limbah ini berbahaya bagi kesehatan manusia.
b)
Pengendalian Emisi Uap BBM
Emisi yang dikeluarkan oleh kendaraan
bermotor, bersifat mengganggu manusia sebab pada umumnya beracun. Upaya yang
dilakukan untuk pengendaliannya dapat bersifat internal dan eksternal.
Pengendalian internal adalah pengendalian lewat perbaikan sistem pembakaran
pada mesin. Caranya antara lain dengan mengupayakan agar sistem berfunsi dengan
baik sehingga BBM dapat terbakar efektif, dan polusi udara dapat dikurangi.
Misalnya menguruskan campuran udara dan bahan
bakar dengan meningkatkan jumlah campuran udara dengan bahan bakar.
Pengontrolan suhu udara yang masuk dapat diakukan agar udara dan bahan bakar
dapat tercampur secara sempurna, De ngan demikian dapat mengefektuifkan
pembakaran BBM pada mesin.Langkah berikutnya adalah menyempurnakan kerja
karburator yakni mengupayakan agar karburator dapat berfungsi dengan baik.
Secara eksternal agar limbah gas buang
kendaraan bermotor dapat dikendalikan maka kegiatan penghijauan lingkungan
kerja perlu dilakukan sebaik-baiknya. Kegiatan ini dilaksanakan secara rutin
dan dalam waktu yang tidak terlalu lama telah menjadi kebiasaan para
pekerjanya. Hal yang sama dapat pula dilakukan pengendalian polusi air dengan
menjaga air tidak tercemar dengan cara menutup tandon agar tidak dimasuki
polutan yang membahayakan kehidupan manusia.
3)
Polusi
Sampah Organis
Di lingkungan kerja, sampah organis merupakan
polutan yang paling banyak ditemui dan tampak hampir pada setiap lingkungan
kerja. Khusus limbah sampah di perkotaan di Indonesia ada kecenderungan sampah
organis memiliki volume paling besar. Sampah organis ini cenderung membahayakan
lingkungan karena dapat merupakan sumber penyakit menular.
Polusi sampah organis ini ditinjau dari
berbagai segi akan merugikan. Dari segi ekonomi sampah organis ini dapat
merusakkan berbagai perabotan, tanaman maupun benda lainnya. Bila sampah
organis masuk ke dalam air sungai maka dapat mematikan kehidupan dalam air,
misalnya ikan dan binatang piaraan. Bau busuk dapat mengganggu kehidupan di
sekitar sampah organis tersebut, keindahan kota menjadi rusak dan daya tarik
wisatawan menjadi berkurang.
Volume sampah organis di kota besar
menunjukkan bahwa komponen sampah organis memiliki prosentase tertinggi. Lebih
dari 60% kompon sampah terdiri dari sampah organis. Sampah organis adalah
sampah yang paling mudah untuk dibuat menjadi kompos, yang seterusnya hasil
pengomposan berperan sebagai pupuk organis yang dapat menyuburkan tanah.
Salah satu keuntungan yang diperoleh bila
sampah organis tersebut dikomposkan, antara lain dapat menjadi lapangan kerja
baru bagi warga masyarakat sekitar. Produktivitas tanah dapat lebih
ditingkatkan melalui pemupukan lewat kompos tersebut.
a)
Sumber Sampah Organis
Menurut Dalzell yang dikutip oleh Yuli
Priyanto (1994) pada umumnya di negara-negara berkembang komposisi sampah
organis yang dapat di komposkan memiliki persentase tertinggi. Kadar air dari
masingmasing sampah juga memiliki persentase cukup tinggi.
Dari data di atas tampak bahwa sampah organis
banyak dihasilkan oleh negara-negara timur jauh, china, jepang, termasuk Indonesia,
sedangkan yang paling sedikit berasal dari daratan Eropa. Ketas paling tinggi
limbah yang dibuang berasal dari Eropa terendahnya dari negara Timur Jauh.
Plastik dan kain tertingginya dari negara
Timur Tengah dan paling sedikit dari timur Jauh. Gelas dan logam tertinggi dari
Eropa dan terendahnya dari timur jauh. Namun demikian secara keseluruhan untuk
negara-negara berkembang volume paling besar adalah sampah organis.
b)
Pengendalian Sampah Organis
Meskipun sampah organis seringkali sebagai
sumber penyakit bagi manusia, hewan dan bahkan tumbuhan, namun bila dikomposkan
bahan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organis yang mampu menyuburkan
tanah. Dengan pengomposan melalui pemanasan sampai suhu 60oC dalam tumpukan
kompos sebagian besar patogen, gulma dan biji-bijian akan tumbuh sehingga pupuk
kompos bermanfaat dan tidak mengurangi produksi tanaman.
Lewat pengomposan ini akan didapat bahan yang
mudah hancur dalam tanah, mudah dikelola, resiko penyebaran penyakit berkurang
bila kompos dibenamkan dalam tanah. Lewat pengomposan dengan cara ditumpuk
tidak merugikan dan menimbulkan efek negatif pada tumbuhan. Lewat pengomposan
dimungkinkan diperoleh berat akhir kompos yang matang jauh lebih ringan dari
pada lmbah organis yang asli. Hal ini menjadikan kompos mudah dikelola,
pengangkutan lebih murah dan secara ekonomis menguntungkan.
0 Response to "Macam-macam Jenis Polusi Pada Lingkungan Kerja "
Posting Komentar