Cara Menghitung Curah Hujan

Untuk mendapatkan data curah hujan yang dapat mewakili daerah yang luas, diperlukan alat penakar hujan dalam jumlah yang cukup.

Dengan semakin banyak alat penakar hujan yang dipasang di lapangan diharapkan dapat diketahui besarnya variasi curah hujan dan besarnya curah hujan rata-rata yang terjadi di daerah tersebut.

Untuk menghitung curah hujan harian, bulanan, dan tahunan pada suatu tempat dapat digunakan tiga cara, yaitu, (1) rata-rata aritmatik, (2) poligon Thiessen, dan (3) isohyet.

Di antara ketiga cara yang disebutkan di atas, cara rata-rata aritmatik dianggap paling mudah.

Dengan cara ini, pengukuran curah hujan dilakukan serentak untuk lama waktu hujan tertentu dan dari semua alat penakar hujan yang dipasang dijumlahkan, kemudian dibagi dengan jumlah alat penakar hujan yang digunakan. Sehingga akan menghasilkan rata-rata curah hujan di daerah pengamatan. Alat-alat penakar hujan semestinya berada dalam daerah yang diamati, namun demikian alat penakar di luar batas daerah pengamatan dapat juga dimanfaatkan oleh daerah didekatnya sepanjang masih mewakili daerah pengamatan tersebut.

Cara rata-rata aritmatik dapat memberikan hasil pengukuran curah hujan yang memadai apabila:

1.   Pemasangan alat penakar hujan di daerah tangkapan air tersebut penyebarannya merata, dan
2.   Daerah pengamatan relatif seragam, terutama dalam hal ketinggian tempat, sehingga dengan demikian variasi curah hujan tidak besar.

Cara rata-rata aritmatik siap dipakai apabila lama waktu hujan pendek dan menyebar keseluruh daerah pengamatan.
Berikut ini adalah contoh perhitungan cara rata-rata aritmatika data curah hujan. Misal, pada daerah pengamatan dipasang 4 buah alat penakar curah hujan. Curah hujan yang jatuh di stasiun penakar curah hujan A = 4 cm, B = 8 cm, C = 10 cm, dan D = 6 cm. Maka rata-rata curah hujan untuk daerah tersebut secara keseluruhan adalah sama dengan rata-rata aritmatika, yaitu = (4 + 8+10+6)/4 = 7 cm

0 Response to "Cara Menghitung Curah Hujan "

Posting Komentar