Perhitungan Curah Hujan dengan Cara Poligon Thiessen

Perhitungan curah hujan dengan cara poligon Thiesen dilakukan dengan menghubungkan alat penakar terpasang dengan menggunakan garis lurus.

Besarnya curah hujan di suatu daerah dihitung untuk curah hujan tunggal. Hasil pengukuran pada setiap alat penakar terlebih dahulu diberi bobot dengan menggunakan bagian-bagian proporsi wilayah dari total luas daerah yang diwakili oleh alat penakar hujan masing-masing kemudian dijumlahkan.
Pada peta daerah pengukuran, daerah masing-masing alat penakar berada dibagi menjadi beberapa poligon. Poligon untuk masing-masing alat penakar hujan dihitung dengan menggunakan planimeter atau menggunakan teknik "dot grid".

Terdapat empat alat penakar hujan yang digunakan dalam menentukan curah hujan rata-rata suatu DAS dengan tiga alat penakar hujan berada di luar wilayah DAS. Wilayah a1 dalam daerah tangkapan sungai tersebut tampak Iebih dekat pada alat penakar hujan A dibanding alat penakar lain di sekitarnya (B dan D), oleh karenanya alat penakar A lebih mewakili wilayah a1.

Bilangan pecahan ai/A disebut angka tetapan Thiessen. Sekali angka tetapan ini ditentukan, maka besarnya curah hujan daerah yang bersangkutan dapat ditentukan dengan cepat berdasarkan data pengamatan dari masing-masing alat penakar hujan yang digunakan. Jika karena suatu hal, ada data yang hilang dari satu lokasi pengamatan, jalan termudah yang dapat ditempuh untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan memperkirakan data yang hilang tersebut dan tetap menggunakan angka tetapan yang sama.
Cara poligon termasuk memadai untuk menentukan curah hujan suatu daerah, namun demikian hasil yang baik akan ditentukan oleh sejauh mana penempatan alat penakar hujan mampu mewakili daerah pengamatan. Cara poligon tidak cocok digunakan di daerah bergunung dan daerah dengan intensitas curah hujan yang tinggi. 

0 Response to "Perhitungan Curah Hujan dengan Cara Poligon Thiessen "

Posting Komentar