Sebagai gambaran tentang harmonisasi
kehidupan ini misalnya dalam satu ekosistem kolam ikan akan dapat diamati dan
tampak hubungan antar berbagai kehidupan dalam kolam. Semua kehidupan akan
saling mempertahankan kehidupannya. Hal yang sama juga terjadi pada ekosistem
kehidupan di hutan, semua komponen yang hidup di hutan akan saling berusaha
melestarikan kehidupannya.
Apabila hutan terbakar, tentu akan terjadi
kerusakan lingkungan akibat kebakaran hutan. Tumbuhan terbakar, binatang yang
hidup di hutan tersebut sebagian ikut terbakar dan sebagian yang lain mungkin
dapat lari namun kehidupannya di luar hutan akan terganggu. Binatang yang tak
sempat keluar tentu menjadi korban dari bencana kebakaran hutan tersebut dan
dalam jangka waktu yang lama akhirnya menjadi satu ekosistem baru.
Uraian tersebut menggambarkan bahwa apa yang
terkandung dalam satu satuan kehidupan ini selalu berinteraksi yang kesemuanya
ini akan menuju pada upaya memepertahankan kelestariannya. Sekarang apabila
ditinjau dari cara terbentuknya ekosistem dapat dikenali dua cara pembentukan
ekosistem di alam semesta ini yakni ekosistem yang terbentuk secara alamiah dan
ekosistem yang sengaja dibuat manusia.
Ekosistem yang terbentuk secara alamiah dapat
terjadi karena kehendak alam (Sunatullah) yang pada umumnya memuat kehidupan
yang lebih kompleks karena ekosistem terbentuk dalam rentangan waktu yang
sangat lama. Di samping ini gambaran lingkungan yang lestari.
Lingkungan perumahan yang dibangun dengan
memperhatikan kehidupan makhluk yang menghuninya Sebaliknya ekosistem buatan
manusia dapat terbentuk dalam rentang waktu yang pendek, sederhana, tidak
beragam jenisnya dan tidak kompleks kehidupan dalam ekosistem tersebut.
Dalam pembentukan ekosistem yang sengaja
dibuat manusia contoh yang mudah adalah ekosistem di kolam ikan. Di sini
komponen abiotik yang dapat dijumpai antara lain air, tanah, mineral, zat yang
terlarut dalam air, bahan dari logam, kapur dan sebagainya. Komponen biotik
terdiri dari tanaman air sebagai produsen dan siput, kecebong, ikan, karnivora
yang kecil, serangga air karnivora tingkat II, bakteri dan jamur yang biasanya
terdapat di dasar sebagai dekomposer.
Fotosintesis, dekomposisi, respirasi dan
predasi adalah aktivitas biologis penting dalam ekosistem kolam ikan. Kehidupan
dalam ekosistem tersebut berkaitan dengan transformasi dan akumulasi energi dan
materi. Dalam praktiknya yang menjadi perhatian kita pada umumnya adalah aspek
kuantitas energi dan materi yang mengalir serta kecepatan dari proses-proses
dalam ekosistem tersebut.
Pengertian kecepatan dari proses di sini
adalah kecepatan aliran energi yang meliputi produksi material, respirasi
populasi atau respirasi komunitas, kecepatan daur ulang material dalam
ekosisitem, regulasi organisme oleh lingkungan dan regulasi lingkungan oleh
organisme. Dalam aktivitas hidup keseharian, lewat gerak jalan atau olah raga
manusia akan mengeluarkan air dan karbondioksida dari tubuhnya yang sebagian
dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan.
Munculnya kecenderungan setiap sistem yang
teratur berubah menjadi tak teratur menyebabkan setiap makhluk hidup berupaya
untuk melawannya. Caranya adalah dengan dukungan energi yang cukup selalu
berusaha untuk mempertahankan kehidupannya atau mempertahankan ekosistemnya.
Meskipun telah dinyatakan bahwa dalam hukum
termodinamika pertama tersebut, energi tak pernah hilang di alam raya ini atau
dikatakan tak akan musnah, tetapi energi tersebut akan selalu terus berubah ke
dalam bentuk yang kurang bermanfaat bagi ekosistem.
Misalnya energi yang diambil oleh hewan untuk
keperluan hidupnya dalam bentuk makanan padat, tentu akan bermanfaat bagi
kehidupannya. Akan tetapi panas yang dihasilkan dari tubuh hewan akan terbuang
ke lingkungan sekitar tanpa dapat dapat dicegah dan dimanfaatkan.
Ada kecenderungan kehidupan di atas planet
bumi kita hampir semua bentuk energi akan mengalami degradasi ke dalam bentuk
panas tanpa dapat balik, seterusnya energi tersebut beradiasi ke alam bebas.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak ada sistem pemanfaatan energi yang
benar-benar efisien, termasuk pula energi dalam sistem biologis juga tidak
efisien.
Maksud tidak efisien di sini adalah bahwa
hanya sebagian kecil saja dari input energi ke dalam jasad hidup ekosistem yang
tersedia dapat dipindahkan dan digunakan oleh makhluk hidup, ekosistem atau
populasi yang lain. Dengan demikian pemanfaatan sumber energi yang
sebaik-baiknya oleh jasad hidup merupakan hal yang sangat penting dan perlu mendapatkan
perhatian semua pihak.
Realitas yang dapat teramati tentang kejadian
di alam memperlihatkan bahwa semakin beragamnya jenis makanan dari suatu
spesies, akan semakin sedikit resiko kegagalan hidup dalam menghadapi pola
perubahan lingkungan yang dapat memusnahkan sumber makanannya. Sebaliknya bagi
spesies yang hanya menggantungkan pada satu jenis makanan saja akan dapat
musnah oleh suatu sebab yang terjadi pada lingkungannya.
Hal ini berarti makhluk yang mampu
mengkonsumsi jenis makanan yang beragam akan mampu bertahan hidup dan
keturunannya agar terjada dengan baik. Sebagai gambaran misalnya seekor hewan
yang memiliki 50 jenis makanan yang dapat dikonsumsinya akan memiliki peluang
hidup lebih leluasa dibandingkan dengan binatang yang hanya memiliki satu atau
dua jenis makanan.
Dengan perkataan lain, makhluk hidup yang
memiliki banyak jenis makanan yang dapat dikonsumsi, akan kecil peluangnya di
alam semesta ini semua jenis makanan itu akan musnah. Jika sumber makanannya
lestari peluang binatang untuk hidup menjadi lebih lama. Anak keturunannya
dapat hidup menjadi lebih panjang, sehingga di alam semesta ini peluang untuk
musnah dari jenis binatang tersebut juga menjadi sangat kecil.
Manusia adalah makhluk yang dapat memakan
hampir pada semua macam jenis makanan, sehingga manusia dimungkinkan menjadi
lebih unggul dibandingkan dengan makhluk lainnya. Manusia akan dapat hidup
dimana-mana dan dapat hidup dalam suasana apapun. Manusia dapat adaptasi lebih
baik daripada makhluk lainnya pada lingkungan hidup yang beragam.
Bahkan manusia dapat menciptakan suasana yang
nyaman bagi diri sendiri dan kelompoknya untuk hidup beserta anak keturunannya.
Sebaliknya makhluk tertentu, seperti ikan hanya akan hidup di dalam air air
tawar, bila air tak tersedia tentu ikan tersebut tak dapat hidup.
Dengan demikian ikan yang memiliki lingkungan
terbatas, jumlah populasinya juga akan terbatas akibatnya penyebaran hidup dari
ikan ini juga terbatas. Di sinilah pentingnya keaneka ragaman makhluk di dalam
suatu ekosistem, sebab akan berpengaruh besar terhadap kelestarian ekosistem
itu sendiri.
Di setiap lingkungan hidup dapat diamati
adanya penyebaran spesies yang berbeda-beda, baik dari segi tingkat jumlah
huniannya yang berjubel-jubel atau daerah yang tingkat hunian jarang. Kedua
lingkungan tersebut dapat diamayi di sekitar kita. Jika penghuninya berjubelan,
tentu lingkungan alam yang terbatas ini akan berubah dengan sendirinya sebagai
akibat ulah penghuni tersebut.
Apa yang terjadi ? Untuk menjawab pertanyaan
ini tentu tidak mudah, namun alternatif yang mungkin terjadi yang dapat
dianggap suatu hal yang pasti adalah lingkungan pasti berubah. Di samping itu
akan terjadi interaksi individu dalam ekosistem tersebut yang berdampak
negatif. Keadaan lingkungan yang paling menyakitkan adalah adanya upaya
organisme makhluk hidup untuk saling memusnahkan, yakni antar penghuni yang
berlawanan jenisnya akan saling berebut dan memusnahkan.
Tujuan dari persaingan tersebut adalah untuk
mengurangi jumlah individu dalam ekosistem tersebut. Akibat dari persaingan
yang berlanjut adalah pengurangan jumlah individu, spesies dan bagi makhluk
hidup yang populasinya jarang akan menjadi musnah. Hal inilah yang perlu
dicermati agar upaya pelestarian ekosistem dapat berhasil.
Jadi lingkungan yang stabil secara fisik
merupakan lingkungan yang terdiri dari spesies yang beragam. Kehidupan terdiri
dari spesies yang umum sampai spesies yang sangat khusus, atau ekosistem yang
terdiri dari makhluk yang banyak di jumpai di alam semesta ini sampai makhluk
yang jarang dijumpai di alam semesta. Lingkungan yang stabil ditandai oleh
adanya perubahan iklim yang stabil sepanjang waktu.
Dengan keadaan iklim yang stabil ini dapat
berakibat keanekaragaman kehidupan makhluk dan pola penyebaran menuju bentuk
kesatuan populasi menjadi lebih baik. Materi, energi, ruang dan waktu serta
keanekaragaman hayati merupakan bagian yang perlu mendapatkan perhatian dalam
pelestarian lingkungan.
0 Response to "Pengertian Keseimbangan Lingkungan "
Posting Komentar