Kualitas
air adalah mutu air yang memenuhi standar untuk tujuan tertentu.
Syarat
yang ditetapkan sebagai standar mutu air berbeda-beda tergantung tujuan
penggunaan, sebagai contoh, air yang digunakan untuk irigasi memiliki standar
mutu yang berbeda dengan air untuk dikonsumsi.
Kualitas
air dapat diketahui nilainya dengan mengukur peubah fisika, kimia dan biologi.
Klasifikasi
dan kriteria kualitas air di Indonesia diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 82
Tahun 2001. Berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut, kualitas air
diklasifikasikan menjadi empat kelas yaitu:
•
Kelas
I: dapat digunakan sebagai air minum atau untuk keperluan konsumsi lainnya
•
Kelas
II: dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air
tawar, peternakan dan mengairi tanaman
•
Kelas
III: dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan dan
mengairi tanaman
•
Kelas
IV: dapat digunakan untuk mengairi tanaman
Ada
dua jenis pendugaan kualitas air yaitu fisik-kima dan biologi. Monitoring
kualitas air secara fisik dapat dilakukan dengan mengukur peubah-peubahnya
seperti suhu, muatan sedimen, kecepatan aliran, ukuran batuan dasar sungai,
turbiditas/kekeruhan, warna, bau, keadaan kanopi dan jenis vegetasi di sekitar
sungai.
Peubah-peubah
yang digunakan pada pemantauan fisik merupakan informasi pendukung dalam
penentuan kualitas air secara kimia dan biologi.
Suhu
merupakan faktor penting dalam keberlangsungan proses biologi dan kimia yang
terjadi di dalam air, seperti kehidupan dan perkembangbiakan organisme air.
Suhu mempengaruhi kandungan oksigen di dalam air, proses fotosintesis tumbuhan
air, laju metabolisme organisme air dan kepekaan organisme terhadap polusi,
parasit dan penyakit. Pada kondisi air yang hangat, kapasitas oksigen
terlarutnya berkurang. Oleh karena itu, pengukuran oksigen terlarut harus
dilakukan pada tempat yang sama dengan pengukuran suhu.
Suhu
air bervariasi antar kedalaman sungai,Lebar dan kedalaman sungai berpengaruh
terhadap karakteristik fisik, kimia dan biologi sungai. Sungai yang lebar dan
dangkal akan mendapatkan cahaya matahari lebih banyak sehingga suhu air sungai
meningkat.
Kecepatan
aliran sungai juga dipengaruhi oleh lebar dan kedalamannya. Sungai yang dalam
dan lebar memiliki kecepatan aliran yang lebih besar. Mengukur kekeruhan
berarti menghitung banyaknya bahan-bahan terlarut di dalam air misalnya lumpur,
alga (ganggang), detritus dan bahan-bahan kotoran lainnya. Apabila kondisi air
sungai semakin keruh, maka cahaya matahari yang masuk ke permukaan air
berkurang
dan mengakibatkan menurunnya proses fotosintesis oleh tumbuhan air. Dengan
demikian suplai oksigen yang diberikan oleh tumbuhan dari proses fotosintesis
berkurang. Bahan-bahan terlarut dalam air juga menyerap panas yang
mengakibatkan suhu air meningkat, sehingga jumlah oksigen terlarut dalam air
berkurang.
Pengukuran
total bahan terlarut perlu dilakukan dalam pengujian kualitas air. Rendahnya
konsentrasi bahan terlarut mengakibatkan pertumbuhan organisme air terhambat
karena kekurangan nutrisi. Namun, tingginya konsentrasi bahan terlarut dapat
menyebabkan eutrofikasi atau matinya jenis-jenis organisme air.
0 Response to "Macam-macam Tingkatan Kelas Kualitas / Mutu Air"
Posting Komentar