Variabel
yang diamati pada monitoring kualitas air secara kimia adalah keasaman (pH),
oksigen terlarut, daya hantar listrik, kandungan nitrat, nitrit, amonia,
fosfat, keberadaan bakteri dan kandungan bahan kimia lainnya sesuai dengan
penggunaan air. Sebagian besar peubah dalam monitoring kualitas air secara
kimia hanya dapat diketahui di laboratorium, karena memerlukan analisa
tertentu.
Pengukuran
kualitas air berdasarkan peubah kimia telah menjadi standar umum untuk
mengetahui kualitas air karena:
•
Hasil
pengukuran secara langsung dapat menunjukkan jenis bahan pencemar yang
menyebabkan penurunan kualitas air.
•
Hasil
pengukuran berupa nilai kuantitatif yang dapat dibandingkan dengan nilai ambang
batas anjuran sehingga dapat menunjukkan tingkat pencemaran yang terjadi.
Meskipun demikian, pengukuran peubah kimia memiliki keterbatasan yaitu:
•
Memerlukan
biaya yang relatif mahal dan harus dilakukan di laboratorium
•
Hasil
pengukuran bersifat sesaat, karena hanya mewakili saat pengambilan contoh saja.
Oleh karena itu, pengukuran harus dilakukan secara berulang-ulang dalam seri
waktu
•
Belum
ada standarisasi teknik analisis, sehingga antara laboratorium satu dengan
lainnya menggunakan cara yang berbeda-bedadan tentunya akan memberikan hasil
yang berbeda-beda pula.
•
Belum
ada standarisasi nilai ambang batas jenis-jenis bahan pencemar yang
diperbolehkan, sehingga masing-masing negara memiliki nilai ambang batas yang
berbeda-beda.
0 Response to "Monitoring Kualitas Air Secara Kimia "
Posting Komentar